Suhunews.id- Ketenteraman hidup seolah menjadi barang langka bagi Budiman S., warga Dusun Panaikang, Desa Moncongloe, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros.Minggu (29/6/2025)
Sejak tahun 2016, hidupnya terus dibayangi deretan persoalan hukum—baik pidana maupun perdata—yang datang silih berganti tanpa henti.
Semua bermula saat Budiman mengajukan permohonan sertifikat atas tanah yang telah lama ia kuasai.
Bukannya berjalan lancar, proses ini justru menjadi pintu masuk menuju rentetan konflik hukum yang terus membelitnya hingga kini, memasuki tahun 2025.
Salah satu persoalan paling krusial adalah sengketa batas tanah yang kini bahkan telah bergulir hingga ke Kantor Wilayah ATR/BPN Sulawesi Selatan.
Tak hanya itu, Budiman juga sempat melaporkan dugaan pelanggaran etik oleh oknum penyidik di Polres Maros dan Polsek Moncongloe ke Propam Polda Sulsel.
Sayangnya, berbagai laporan dan upaya penyelesaian hukum yang telah ditempuh Budiman belum membuahkan hasil.
Sengketa batas tanah tersebut masih berproses di Pengadilan Negeri Maros, dan rencana gelar perkara di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sulsel juga tengah disiapkan.
Tak berhenti di situ, Budiman juga harus menghadapi tuduhan penyebaran hoaks dan fitnah yang kini tengah diproses di Direktorat Kriminal Khusus Polda Sulsel.
Ia menegaskan bahwa dirinya hanyalah korban framing dan manipulasi informasi oleh pihak-pihak yang ingin mencemarkan nama baiknya.
Yang lebih memprihatinkan, Budiman juga menjadi korban intimidasi dan kekerasan fisik. Ia mengaku pernah diserang secara brutal oleh sekelompok orang yang dipimpin oleh seorang berinisial AD.
Dalam insiden itu, rumah dan kendaraan miliknya mengalami kerusakan akibat lemparan batu, sementara dirinya menderita luka-luka. Kasus ini pun telah dilaporkannya kepada pihak berwenang.
Meski diterpa berbagai ujian berat, Budiman tetap teguh mempertahankan haknya.
Ia memilih untuk tetap berdiri di jalur hukum, memperjuangkan tanah yang telah ia urus secara legal sejak lama.
“Saya hanya ingin hidup tenang dan menempati tanah saya sendiri. Tapi rupanya ada yang tak senang jika saya tetap berdiri memperjuangkan hak saya,” kata Budiman.
Kisah Budiman adalah potret perjuangan rakyat kecil dalam menghadapi sistem hukum yang kerap lambat dan tidak berpihak.
Di tengah tekanan, fitnah, hingga kekerasan, Budiman tetap percaya bahwa keadilan akan menemukan jalannya—meski harus ditempuh dengan jalan terjal dan berliku.
Editor : Darwis
Follow Berita Suhunews.id di google news